YK 48
Film YK48 ini akan menuturkan selayang pandang sejarah perfilman Jogja, menguak siapa saja yang berperan di dalamnya, bagaimana cara pegiat film tersebut bisa tetap berkarya. Lantas dengan berkembangnya perfilman di Yogyakarta, maka muncul pertanyaan, mau dibawa kemana dan seperti apakah skena perfilman di kota ini ke depannya?
-
Riezky Andhika PradanaDirector
-
Rifqi Mansur MayaWriter
-
Rifqi Mansur MayaProducer
-
Shalahuddin SiregarDramaturg
-
Umi LestariResearcher
-
Manshur ZikriResearcher
-
Garin NugrohoKey Cast
-
Yosep Anggi NoenKey Cast
-
Darwin NugrahaKey Cast
-
Murti Hadi WIjayantoKey Cast
-
Jonathan Adrian PasaribuKey Cast
-
Dyna Herlina SuwartoKey Cast
-
D S NugraheniKey Cast
-
Azwar A NKey Cast
-
Fajar SuharnoKey Cast
-
Wregas BhanutejaKey Cast
-
Ismail BasbethKey Cast
-
M AprisiyantoKey Cast
-
Fajar NugrosKey Cast
-
Hanung BramantyoKey Cast
-
Ifa IsfansyahKey Cast
-
Rifqi Mansur MayaInitiator
-
Pehagengsi IndonesiaProduction House
-
Project Type:Animation, Documentary
-
Runtime:46 minutes 50 seconds
-
Completion Date:March 30, 2022
-
Production Budget:13,200 USD
-
Country of Origin:Indonesia
-
Country of Filming:Indonesia
-
Language:Indonesian
-
Shooting Format:Digital
-
Aspect Ratio:16:9
-
Film Color:Color
-
First-time Filmmaker:No
-
Student Project:No
-
Pehagengster - Lauching PartyYogyakarta
Indonesia
March 30, 2022
World Premier -
Ruang Baca Ke RuangSolo
Indonesia
March 30, 2022 -
Asosiasi Sineas SidoarjoSidoarjo
Indonesia
March 30, 2022 -
Komunitas Pasir PutihLombok
Indonesia
March 30, 2022 -
Litearcy CoffeeMedan
Indonesia
March 30, 2022 -
Singaraja MenontonBali
Indonesia
March 31, 2022 -
Gang GayamPonorogo
Indonesia
March 31, 2022 -
Peer-SistenceSemarang
Indonesia
April 5, 2022 -
Cinema CirebonCirebon
Indonesia
April 1, 2022 -
Sudahkah Anda MenontonSemarang
Indonesia
April 2, 2022 -
Sinema DemakDemak
Indonesia
April 4, 2022 -
Klub PenontonPalu
Indonesia
March 31, 2022 -
Communication Dept of UMYYogyakarta
Indonesia
August 11, 2022 -
Layar Disco #4Semarang
Indonesia
November 4, 2022 -
Arkipel - Catch 22Jakarta
Indonesia
December 2, 2022
Candrawala Program -
Layar Lokal 3 "Focus on Pehagengsi"Sidoarjo
Indonesia
December 17, 2022
Focus on -
Tanah Lado Film FestivalLampung
Indonesia
December 18, 2022
Film Terbaik, Ide Cerita Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Sutradara Terbaik -
Nonton BarengSukoharjo
Indonesia
December 27, 2022 -
Regularia 7Bojonegoro
Indonesia
February 8, 2023 -
Komunitas DIY MenontonYogyakarta
Indonesia
March 1, 2023 -
Flea Market FestYogyakarta
Indonesia
March 17, 2023 -
Metro Cinema KemangJakarta
Indonesia
August 17, 2023 -
JOFAFESTYogyakarta
Indonesia
October 19, 2023 -
Jogja-NETPAC Asian Film FestivalYogyakarta
Indonesia
November 27, 2023 -
Bandung Film CommissionBandung
Indonesia
November 30, 2023 -
Pekan Budaya DifabelYogyakarta
Indonesia
December 1, 2023 -
Network Creators AcademyMalang
Indonesia
December 14, 2023
Riezky Andhika Pradana (Kiki Pea) lahir di Jakarta, tahun 1982. Setelah lulus dari Jurusan Jurnalistik Institut Ilmu Sosial Politik Jakarta, ia bekerja di berbagai bidang; peneliti, jurnalis, produser, sutradara, komikus, dan penyiar radio. Pria yang akrab dengan nama Kiki Pea ini juga aktif bermusik bersama grup Rockabilly, Kiki & The Klan, dan band rock bernama Roket.
Semasa sekolah, Kiki pernah bekerja sebagai ilustrator di tabloid Kawula Muda. Mulai 2005 aktif berkarya dan bekerja bersama Forum Lenteng, organisasi nirlaba egaliter sebagai sarana pengembangan studi sosial dan budaya. Film fiksi pertamanya (dan terakhir) berjudul ‘Balada Hari Raya’ (A Goat Before the Dawn) pernah diputar di Kineforum Jakarta, 2008.
Bersama Forum Lenteng, Kiki turut membidani proyek akumassa, sebuah program pendidikan media berbasis komunitas yang berkolaborasi dengan komunitas-komunitas lokal di beberapa daerah di Indonesia. Program ini melakukan lokakarya dan memproduksi beragam bentuk media komunikasi (tulisan, gambar/foto, audio, dan video). Kiki juga membuat banyak film dokumenter untuk project ini
Sepanjang 2007 – 2010, Ia menjadi pimpinan redaksi akumassa.org. Salah satu film hasil program ini ‘Dongeng Rangkas’ meraih piala Kategori Film Panjang pada Festival Film Dokumenter 2011.
Tahun 2010 ia memutuskan pindah ke Yogyakarta, dan bergabung dengan Tribun Jogja sebagai jurnalis yang mengisi kolom seni dan budaya. Selama tujuh tahun bekerja di Tribun Jogja, ia membidani rubrik perihal gaya hidup; musik, film, seni rupa, komunitas, dsb. Sejak 2014, Ia membuat rubrik ‘Kine Tribun’ sebagai apresiasi atas maraknya peristiwa perfilman di Yogyakarta dan sekitarnya. Di tahun yang sama, ia juga bergabung sebagai redaktur di majalah Kinescope. Sebuah majalah khusus yang mengulas tentang dunia film, seni dan edukasi.
Kiki juga sempat bekerja sebagai penyiar dan produser di Radio Soekamti, sebuah radio komunitas yang digagas oleh band Endank Soekamti. Mulai 2016 Kiki menuangkan sudut pandangnya terhadap fenomena terkini lewat Komik Komuk. Saat ini ia bekerja freelance sebagai penulis dan menjadi content creator di i-Konser, sebuah channel TV yang menayangkan live concert musisi Tanah Air dan mancanegara, serta berbagai hal yang berkaitan dengan konser musik. Dalam waktu dekat buku pertamanya yang berisi tentang skena musik Jogja akan diterbitkan oleh Warning Books
Skena perfileman di Jogja memiliki catatan sejarah panjang, bahkan sejak medium tersebut mulai dikenal dunia. Lewat serentetan penelusuran dan jejak arsip, film YK48 akan menggali beberapa hal; Bagaimana pelaku perfileman sadar akan sejarah dan penggunaan mediumnya. Lalu bagaimana cara filem Jogja agar melebur dan menjadi primadona masyarakatnya, sebagaimana musik yang bisa jadi perbincangan sehari-hari, bahkan membentuk cara bersikap masyarakatnya. Hingga pertanyaan besar, "Sebagai produk kebudayaan, apasih 'Filem Jogja' itu?