SEMU
A married couple and their baby just got home , everything seemed normal until the wife saw what her husband was about to do to her baby
-
Giovann - ByancaDirectorDirector
-
Lucky - KuswandiWriterDirector
-
Giovann - ByancaWriterDirector
-
Metta - BongProducerProducer
-
Carla - EleanorProduction Manager
-
Stephanie - StaciaAssistant Director
-
George Vincentius KoagouwGaffer
-
Yabes Obbray ForaldyCinematographer
-
Aurelio Bryant AsaliSound Designer
-
Christopher - RyanEditor
-
Zefanya - ImmanuelArt Director
-
Reyulio - MikaelKey Cast"Indra"-
-
Angelina Vincita RatuKey Cast"Laras"-
-
Dryan Juno DjumhanaKey Cast"Dokter"-
-
Project Title (Original Language):SEMU
-
Project Type:Short, Student
-
Runtime:6 minutes 39 seconds
-
Completion Date:December 9, 2022
-
Production Budget:460 USD
-
Country of Origin:Indonesia
-
Country of Filming:Indonesia
-
Language:Indonesian
-
Shooting Format:Digital
-
Aspect Ratio:16:9
-
Film Color:Color
-
First-time Filmmaker:No
-
Student Project:Yes - Universitas Multimedia Nusantara
Seorang Laki – laki kelahiran Jakarta pada tanggal 26 Oktober 2003. Anak pertama dari 2 saudara. Gio merupakan seorang Mahasiswa dari Universitas Multimedia Nusantara jurusan Film. Gio mulai menyukai dunia film sejak SMP kelas 2, yang berawal dari hobi menonton kemudian mulai merekam dan membuat ceritanya sendiri. Pada saat SMA, Gio dan beberapa temannya mulai membuat film pendek untuk Lomba antar sekolah. Gio memiliki hobi menonton film dan pergi ke tempat yang baru.
Film pertama nya “Cakrawala” (2018) meraih juara 3 pada SMAN2 Cup. Di Perfilman Gio fokus menjadi Sutradara, Penulis Naskah, DoP, dan Editor. Selain kuliah, Gio juga menjadi freelance, bukan hanya di bidang Video foto tetapi Gio juga mempelajari bidang desain. Di perkuliahan ini, Gio semakin menyukai proses produksi. Ia sempat menjadi Assistant Art di produksi “5 Langkah mendapatkan Sari” (2021) yang berhasil memenangkan beberapa penghargaan dan nominasi. Selain itu Gio juga menjadi Assistant Camera di Produksi “Clueless” (2022) dan “Signs” (2022).
Sesuai dengan tema dari film ini, yaitu kehilangan. Kehilangan adalah sesuatu yang setiap orang pernah rasakan. Hanya saja, respon dari setiap orang pasti berbeda-beda. Ada yang mampu merelakan secara cepat, ada yang mampu merelakan dengan waktu yang cukup lama, dan ada juga yang sulit untuk merelakan. Apalagi jika yang hilang tersebut adalah sesuatu yang disayangi pasti akan sulit untuk merelakannya. Respon dan kelakuan dari orang sekitar terkadang bisa membantu orang yang sedang kehilangan. Tetapi, terdapat pula kasus yang korbannya tidak mampu merelakan kehilangannya, apalagi jika kehilangan orang dalam keluarganya tetapi bukan karena hal alami.
Film ini saya buat dengan membayangkan orang yang benar- benar tidak bisa merelakan kehilangannya, sama dengan yang bisa saya temui dilingkungan saya. Tetapi akan lebih dramatis di dalam film. Korban kehilangan yang tidak bisa merelakan itu sadar jika sesuatu yang hilang itu tidak akan pernah kembali, tetapi dia mencoba untuk merealisasikannya di dalam otak dan berharap akan hal yang hilang itu.
Dalam film ini, Laras merupakan seorang ibu yang tidak bisa merelakan kematian anaknya karena kecelakaan. Beberapa bulan terlihat baik-baik saja sampai akhirnya dia berubah mulai tidak waras dan merealisasikan anaknya jadi hidup kembali dalam pikirannya. Hal ini juga demikian terjadi di kehidupan nyata dan saya salah satu orang yang menjadi saksi akan perubahan tersebut. Walau beberapa orang mencoba membantu, mereka tetap tidak bisa merelakannya.