Experiencing Interruptions?

Tembok

TOTOL (15) is a poor country boy who just went through puberty. He wants to swim with a group of beautiful girls in a fancy pool, but there is big wall blocking his way.

  • Brandon Omar Hetarie
    Director
  • Gloria Lestari
    Writer
  • Gloria Lestari
    Producer
  • Jonathan Juan Setiadarma
    Key Cast
  • Agnes Andrea Ayu Kristianti
    Key Cast
  • Hendrik Wijaya
    Key Cast
  • Project Title (Original Language):
    Tembok
  • Project Type:
    Short, Student
  • Runtime:
    9 minutes 43 seconds
  • Completion Date:
    January 17, 2017
  • Country of Origin:
    Indonesia
  • Country of Filming:
    Indonesia
  • Language:
    Indonesian
  • Shooting Format:
    digital
  • Aspect Ratio:
    16:9
  • Film Color:
    Color
  • First-time Filmmaker:
    No
  • Student Project:
    Yes
  • Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara
    Jakarta
    Indonesia
    January 17, 2017
  • Taman Film Festival
    Bandung
    Indonesia
    May 13, 2017
    Movie Battle Finalist
Director Biography - Brandon Omar Hetarie

Brandon Omar Hetarie, 20 tahun, sutradara. Brandon adalah mahasiswa jurusan Film dan Televisi Universitas Multimedia Nusantara angkatan 2014. Selama menjadi mahasiswa Film UMN, Brandon telah menghasilkan beberapa karya film sebagai sutradara, di antaranya “Posesif” (2016), “Close Enough” (2016), dan “Tembok” (2017). Selain menjadi sutradara, Brandon juga pernah menjadi Director of Photography dan Editor film “Ngantuk” (2016), editor film “Miss-ed” (2016), dan penata musik film “Ngantuk” (2016), “Miss-ed” (2016), dan “Tembok” (2017).

Add Director Biography
Director Statement

Karya film "Tembok" membahas tentang represi seksual. Represi adalah hasrat atau keinginan yang ditahan. Represi akan hasrat seksual meningkat pada masa pubertas seiring dengan rasa ingin tahu yang bergejolak. Perjuangan melawan represi pada masa pubertas adalah tahap awal seseorang menuju kedewasaan. Pada remaja yang baru memasuki masa pubertas, perjuangan tersebut tidaklah mudah. Terkadang yang mampu membebasakan seseorang dari represi adalah pikirannya sendiri.